Peristiwa Gerakan 30 September 1965 ialah tragedi nasional yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menimbulkan korban dikalangan petinggi militer.
Peristiwa ini dilatar-belakangi oleh persaingan politik, karena PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondsi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk. Peristiwa gerakan 30 September 1965, pada dasarnya berlangsung selama dua hari.
Pada tanggal 30 September kegiatan kordinasi dan persiapan dan pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari kegiatan pelaksanaan penculikkan dan pembunuhan. Gerakan 30 September 1965 berada dibawah kendali Letkol Untung dari Komando Balation I resimen Cakrabirawa.
Salah seorang guru MTsN 1 Bandar Lampung, Ibu Yr. Widiyati, S.Pd., menuturkan bahwa dalam pelajaran IPS peristiwa ini dibahas dalam bab Demokrasi Terpimpin atau Orde Lama dan merupakan materi bagi siswa kelas 9.
Memperingati peristiwa ini MTsN 1 Bandar Lampung, mengibarkan bendera setengah tiang, sebagai rasa berkabung atas meninggal 7 orang TNI AD, 6 orang Jendral dan 1 Letnan Satu.
Kepala MTsN 1 Bandar Lampung, Drs. M.lqbal, memastikan bendera setengah tiang telah terpasang di halaman dan di lapangan upacara. Setelah itu Kepala MTsN 1 Bandar Lampung meninjau kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas, seraya memotivasi siswa untuk mematuhi protokol kesehatan.
MTsN 1 Bandar Lampung telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung antara alat pengukur suhu yang langsung dilengkapi dengan dispenser hand sanitizer, dan fasilitas cuci tangan. Sebagian siswa mendapatkan masker dan faceshield.
Pengaturan tempat duduk di dalam kelas telah diatur dengan mengikuti ketentuan jaga jarak; sehingga hanya diantaranya 50% siswa yang hadir (16 orang), melakukan penyemprotan desinfektan sebelum pembelajaran dimulai, menugaskan guru pendamping untuk mengawasi kondisi kelas sebelum pembelajaran, saat pergantian jam dan setelah pembelajaran berakhir. Siswa meninggalkan kelas setelah dipanggil oleh petugas piket melalui pengeras suara.
Orang tua/penjemput tiba di depan gerbang, petugas piket menghampiri sambil menanyakan nama siswa dan kelas, dan meneruskannya kepada petugas piket lainnya melalui WA untuk dipanggil menggunakan pengeras suara.