Silaturahmi dan Pertukaran Pengetahuan Antar Madrasah: Menyebarkan Energi Positif melalui Komunikasi

Bandar Lampung, 10 September 2024 – Dalam kunjungan silaturahmi ke MIN 6 Bandar Lampung, saya, Winarno, S.Pd., bersama rekan-rekan dari MTsN 1 Bandar Lampung—Tugiyo, S.Pd.I., dan Abu Abdullah, S.Pd.I.—disambut dengan hangat oleh Kepala MIN 6 Bandar Lampung, Siti Romlah. Pertemuan ini penuh keakraban dan nostalgia, mengingat Siti Romlah juga pernah mengajar di MTsN 1 Bandar Lampung, menjadikan suasana semakin hangat.

MIN 6 Bandar Lampung sendiri merupakan madrasah yang sangat diminati oleh masyarakat. Dari 400 pendaftar PPDB, hanya 160 siswa yang diterima, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap kualitas pendidikan di madrasah ini. Popularitas MIN 6 menjadi topik menarik dalam perbincangan kami, dan menjadi salah satu inspirasi bagi kami di MTsN 1 untuk terus berinovasi dan memperkuat daya tarik madrasah.

Obrolan yang terjadi selama pertemuan itu sangat menyenangkan. Kami berbincang santai, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kegiatan di madrasah masing-masing. Ada hal yang saya pelajari dalam perbincangan ini, yaitu bahwa berbagi ide dan gagasan secara informal, tanpa batasan topik tertentu, bisa sangat bermanfaat. Dalam perspektif komunikasi, sebagaimana dijelaskan oleh Onong Effendy (1992), penting bagi komunikator dan komunikan untuk saling memahami pesan yang disampaikan. Kami pun mengalaminya secara nyata saat itu, di mana informasi mengalir dua arah dengan lancar.

Kegiatan seperti ini bukan hanya tentang berbagi informasi, tetapi juga tentang interaksi sosial yang memperkuat hubungan antarindividu. Percakapan yang kami lakukan juga memberikan efek positif pada suasana hati. Saya merasakan bahwa perbincangan ini meningkatkan energi dan mood positif, mirip dengan yang dijelaskan oleh penelitian tentang hormon serotonin yang terkait dengan perasaan bahagia. Seperti yang dikatakan, mengobrol dengan teman dapat memperbaiki suasana hati dan bahkan berdampak baik pada kesehatan mental.

Di sela-sela pertemuan singkat ini Siti Romlah menunjukkan program madrasah hijau, salah satu tanaman yang dikembangkan adalah Ganyong dengan media tanam pot. Siti Romlah mengatakan bibit Ganyong ia bawa dari Jawa, sebagai penawar rindu akan kampung halamannya dan Markisa yang merambat di Pohon Alpukat.

Menurut Wikipedia, Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis), tanaman dari suku Cannaceae, adalah penghasil umbi yang memiliki banyak manfaat. Berasal dari Amerika Selatan, ganyong kini akrab di Indonesia, terutama di pedesaan. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama, seperti buah tasbih, ubi pikul, ganyal, sinetra, dan di luar negeri disebut Queensland Arrowroot.

Ganyong kaya akan karbohidrat dan nutrisi penting seperti kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, dan vitamin C. Dalam setiap 100 gram ganyong terkandung 95 kalori, 22,6 gram karbohidrat, serta 75 gram air. Manfaat ganyong antara lain (1) Pertumbuhan Balita: Kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi baik untuk perkembangan anak. (2) Khasiat Obat: Umbi ganyong dapat digunakan untuk mengobati panas dalam, radang saluran kencing, diare, hipertensi, dan hepatitis akut. (3) Kesehatan Tulang: Kalsium yang tinggi membantu memperkuat tulang. (4) Pengganti Beras: Ganyong kaya karbohidrat, menjadikannya sumber energi dan alternatif makanan pokok saat paceklik. Secara tradisional, ganyong juga mudah diolah dan dicerna, sehingga baik untuk kesehatan pencernaan.

Masih menurut Widipedia, Markisa (genus Passiflora) adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika. Buahnya berbentuk bulat dengan biji berselaput kuning. Markisa dikenal dengan berbagai nama di berbagai negara, seperti maracujá (Portugis), maracuyá (Spanyol), dan passionfruit (Inggris).

Di Indonesia, terdapat dua jenis utama markisa: markisa ungu (Passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi, dan markisa kuning (Passiflora flavicarva) yang tumbuh di dataran rendah. Sentra produksi markisa di Indonesia termasuk Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, dengan varian markisa manis (Passiflora edulis forma flavicarva) yang tumbuh di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Solok. Markisa tumbuh ideal di daerah sejuk dengan ketinggian 600-1600 meter di atas permukaan laut, serta memerlukan tanah subur dengan drainase yang baik.

Selain itu, pertemuan ini memberi saya kesempatan untuk mempelajari kegiatan positif dari MIN 6 Bandar Lampung yang bisa diadaptasi di MTsN 1 Bandar Lampung. Kunjungan ini sangat berarti dan mempertegas pentingnya silaturahmi serta saling belajar antar madrasah demi kemajuan bersama.