Materi Bahasa Indonesia

Materi  kelas 9 semester ganjil 2020/2021 MTsN I Bandarlampung

BAB III

Teks cerpen

   KD 3.2. Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca dan di dengar.

          4.2. Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

PENGERTIAN CERPEN

           Pengertian Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan.

Sedangkan Pengertian Cerpen Menurut Ahli, Jakob Sumardjo (2004: 10) : Cerita pendek adalah cerita atau narasi (bukan analisa argumentatif) yang fiktif (tidak benar- benar terjadi tapi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja) serta relatif pendek. Dan cerita fiktif yang pendek berdasarkan realitas tersebut hanya mengandung satu kejadian untuk satu efek bagi pembaca.


          Menurutwikipedia Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

CIRI-CIRI CERPEN

            Untuk membedakan Cerita Pendek (cerpen) dengan novel atau teks lainnya maka kita perlu mengetahui ciri-cirinya, sehingga berdasarkan ciri-ciri tersebut maka kita akan lebih mudah menganalisa sebuah teks untuk membedaakan apakah teks itu cerpen atau bukan, bahkan kita juga akan lebih mudah memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat 

Adapun ciri-ciri dari cerpen secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata ) 
  2. Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel. 
  3. Ceritanya fiktif dan rekaan 
  4. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis 
  5. Habis dibaca sekali duduk 
  6. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
  7. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari 
  8. Mengangkat masalah tunggal kehidupan pelaku 
  9. Tokoh-tokohnya mengalami konflik sampai pada penyelesaian 
  10. Penggunaan kata-katanya (khas) dan mudah dikenal masyarakat 
  11. Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan pembaca 
  12. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan    krisis 
  13. Beralur tunggal dan lurus 

aspek KEBAHASAAN CERPEN

Cerpen juga karakteristiknya dapat dikenal dari bahasa yang digunakan di dalamnya, ciri bahasa dari cerpen adalah sebagai berikut:

  1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
  2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
  3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam cerpen
  4. Kosa kata: Pemilihan diksi yang benar dan sesuai menjadi penting sebagai tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan, serta menambah keserasian antara bahasa dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan kepada pembaca.
  5. Bahasa yang digunakan  tidak baku dan tidak formal.
  6. Bisa menggunakan gaya bahasa/majas:
    1. Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri. Contoh: mampirlah ke gubuk kami (padahal rumahnya besar dan mewah)
    1. Hiperbola : Pengungkapan yang berlebihan  dari kenyataan.Contoh kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
    1. Personifikasi: Mengungkapkan benda selain manusia dapat berprilaku seperti manusia. Contoh: Hujan itu menari-nari di atas  genteng.
    1. Simile: Pengungkapan  dengan perbandingan  eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan kata penghubung,seperti layaknya, bagaikan, umpama,bak,dan bagai. Conto: Kedua anak itu bagaikan pinang di belah dua
    1. Metafora:Pengunkapan yang membandingkan suatu benda dengan dengan benda lain karena mempunyai sifat

yang sama atau hampir sama. Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang  enggan menampakkan dirinya.

  • Ungkapan/idiom :  dua kata atau lebih yang mempunyai makna konotasi.

Contoh: kecil hati = penakut.

                  Besar hati =sombong, bangga.

Berat hati = kurang suka melakukan suatu pekerjaan/terpaksa

Lapang hati = sabar

Tinggi hati = sombong; congkak.

  • Peribahasa: kelompok kata atau kalimat yang tetap  susunannya biasanya mengiaskan maksud tertentu. Contoh:

Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikannya : Di manapun berada pasti akan tersedia rezeki untuk kita.

  • Kalimat deskriptif yang menggambarkan suasana dalam cerita.

Salah satu ciri linguistik yang membangun teks cerita pendek adalah penggunaan kalimat yang berfungsi melukiskan/mengambarkan keadaan dan peristiwa. Contoh : Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara yang dialirkan dengan kipas koran


STRUKTUR ISI CERPEN

           Untuk lebih memahami isi sebuah cerpen maka kita perlu mengetahui struktur isi yang biasa dilibatkan dalam sebuah cerpen, sebagai berikut:

  1. ABSTRAK: ringkasan/inti /gambaran cerita yang akan dicerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional boleh di libatkan atau tidak, tidak jadi masalah
  2. ORIENTASI: pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dalam cerita.
  3. KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita,  masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks
  4. EVALUASI: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
  5. RESOLUSI: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan solusi yang dialami tokoh atau pelaku.
  6. KODA: pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini sifatnya opsional boleh dilibatkan atau pun tidak

 

UNSUR INTRINSIK DAN EKTRINSIK CERPEN

             Unsur Intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. 

Jadi secara singkat unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam teks cerpen sedangkan unsur ektrinsik adalah unsur yang terdapat diluar teks cerpen.

UNSUR INTRINSIK CERPEN

Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita atau plot, latar, penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan sebagai berikut:

  1. Tema cerita

Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan, Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. 

  • Alur Cerita atau plot

Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

  • Penokohan

Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita

Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

  • Latar/setting

Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Lantas apa itu latar di dalam cerpen ?,

Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra seperti misalnya:

  1. Latar Tempat, Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
  2. Latar Waktu, Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
  3. Latar Sosial, Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

        5.Sudut Pandang

          Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita: 

         a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang    seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.

         b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.

        c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.

        d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan   sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.

 

       6. Amanat
          Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya     bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. Misalnya, apabia tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan. Maka, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan. Apabila temanya tentang hubungan suami istri, temanya pun tidak jauh dari pentingnya keharmonisan dalam rumah tangga.

UNSUR EKTRINSIK CERPEN

             Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ektrinsik atau unsur -unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat. 

Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:

1.     Latar belakang  masyarakat

             Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri.

Diantara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen adalah;

  1. Ideologi suatu negara, konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui hasil karya sastra, diantaranya cerpen. Setiap negara yang mempunyai ideologi yang berbeda akan melahirkan hasil karya sastra yang berbeda pula.
  2. Kondisi politik suatu negara, konsisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat mempengaruhi hasil sebuah karya sastra, semisal cerpen. Misalnya, pergolakan konsisi polikit dalam suatu waktu akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra. 
  3. Kondisi ekonomi suatu negara, kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara juga akan ikut berpengaruh terhadap hasil dari sebuah karya sastra termasuk karya sastra cerpen.
  4. Konsisi sosial suatu negara, Selain kondisi ideologi, politik dan perekonomian suatu negara, kondisi sosial juga akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.

2. Biaografi pengarang atau latar belakang penulis

           Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang memotivasi atau     mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

  1. Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
  2. Riwayat hidup sang penulis,  Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.
  3. Kondisi psikologis, Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.

3. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

           Unsur ektrinsik yang ke 3 yang terdapat di dalam sebuah cerpen adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri yang meliputi:

  1. Nilai moral, Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.
  2. Nilai budaya, Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang berlaku.
  3. Nilai agama, Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama.
  4. Nilai sosial, Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERPEN

             Agar kita mampu memproduksi sebuah cerpen maka kita harus menggunakan pendekatan khusus berupa langkah-langkah dalam menulis cerpen, sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan) dan menentukan tema 

Melakukan observasi (pengamatan, penelitian, mengungkap pengalaman) dapat memunculkan tema tertentu. Rumusan tema kadang-kadang membutuhkan penjabaran melalui observasi. Jadi observasi dan tema bisa saling melengkapi. Observasi dapat dilakukan dengan melihat suatu peristiwa, mendengar cerita orang lain, atau pengalaman pribadi. 

2. Menentukan latar , tokoh ,sudut pandang, dan konflik 

Menentukan latar,tokoh,konflik dan sudut pandang dalam cerpen yang akan ditulis berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan.

3. Menyusun peristiwa-peristiwa 

Menyusun peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan dalam rangkaian alur yang dimainkan dalam latar tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut memuat konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerpen. 

4. Memilih kata-kata 

Mengembangkan peristiwa menjadi cerpen dengan pilihan kata yang menarik. Pilihan kata yang digunakan dapat menggunakan kata-kata dari bahasa daerah, bahasa asing , dan bahasa gaya remaja.

Contoh cerpen

Dukung Aku

Cerpen Karangan: Nur Aisyah Amalia

Minggu lalu seorang ustadzah memberiku tugas untuk menuliskan sebuah cerita. Cerita tentang awal perjalananku berada di Ma’had ini. Namun siapalah aku? Aku

hanya bocah yang belum banyak mengerti. Sampai tugas membuat cerita tentang

diriku sendiripun aku merasa tak mampu. Dan inilah yang kulakukan sekarang, duduk

termenung sambil memandangi kertas tugasku yang masih saja kosong sejak enam

hari lalu. Berkali-kali aku mencoba menulis segala yang terlintas di pikiranku, namun

fikiran tentang hafalan yang esok pagi harus kusetorkan membuatku semakin tak

tahu harus menulis apa.. “cletak”, perlahan kuletakkan penaku di atas meja. menarik napas panjang dan

kemudian menghembuskannya perlahan. Melihat sekeliling untuk mencari sebuah

gagasan, bertanya kepada setiap orang yang berlalu lalang soal apa yang bisa kutulis, namun aku hanya menerima jawaban sebuah senyuman. Tiba-tiba pandanganku

tertuju pada “sesuatu” yang sedang tergeletak di atas lantai. Diam dan tak bergerak. “sesuatu” itu menarik perhatianku, dan tanpa sadar diriku terbawa mendekat pada

“sesuatu” itu

Ternyata “sesuatu” itu adalah seekor capung! Capung yang malang.. apakah ia mati?

Mengapa ia diam saja dan tak terbang? Apakah ia sendiri? Sejenak melihat capung

itu membuatku teringat pada ucapan salah seorang teman “sekuat apapun dirimu

dan seberapa mampu dirimu, takkan bertahan jika kau berjalan seorang diri. Kau

membutuhkan orang lain. Meski hanya dengan dukungan kecil”. Kuulurkan jariku dan perlahan kusentuh salah satu sisi sayapnya. “ddrrrrtt”, sayap

capung itu bergetar. Ia masih hidup! Kuletakkan ia di atas telapak tanganku. Sayapnya terus bergetas sampai membuat jari-jariku merasa geli. Sampai beberapa

detik kemudian capung itu terbang, lantas menari di atas langit-langit asrama

Aku megerti, mungkin ini bisa disebut dengan dukungan kecil. Capung itu kembali

bergerak setelah aku memberikannya sedikit belaian. Sebaliknya, lewat capung

tersebut aku merasa terinpirasi, sehingga kertas yang sejak enam hari lalu mulai

terisi dengan sederetan tulisan yang berjajar. Entah, cerita ini berarti bagi orang lain ataupun tidak. Bagiku dari sini aku mengerti

bahwa kita sebagai makhliq hidup harus saling mendukung. Karena kebanyakan

orang hanya tahu bagaimana cara menyalahkan, menuntun dan memberitahu. Tapi

mereka tidak megetahui bagaimana cara mendukung.

Tugas  :. Mencatat ringkasan materi di buku catatan Bahasa Indonesia