Alergi Negatif Terhadap Suku / Etnis Tionghoa. ( Masihkah ? )

Sering kali kita mendengar, bahkan ikut nimbrung ketika ada beberapa kelompok teman, ngobrol tentang sesuatu yang sedang menjadi cerita viral, tentang sinetron TV, tentang asal virus Covid 19 yang bermula di China sampai pada akhirnya tak sedikit pula yang membicarakan mengenai curahan hati tentang elerginya dengan suku Tionghoa. Sebenarnya… agak menggelitik hati juga sih, kenapa ya ?

Nah terlepas dari fakta sejarah, China memang punya History tersendiri dalam memori ingatan sebagian orang di Indonesia contohnya yang pernah menjadi lembaran terhitam di Indonesia bahkan di dunia “Peristiwa G30 S/PKI” Kok di dunia ? Ya, karena tidak pernah ada ceritanya di dunia ini, bahkan dalam peristiwa perang dunia sekalipun dalam satu hari menewaskan 7 orang petinggi Angkatan Darat/ Jendral, dalam waktu satu hari satu malam (duhh kejamnya……)
Tapi dalam peristiwa 30 September, itu pernah terjadi. Kenapa G30 S/PKI ? Kenapa China ? Komunis ? . Karena faham komunis di Indonesia berasal dari China , Apa karena itu ? (Dulu kita menyebutnya China ya, sekarang Etnis / Suku Tionghoa).
Apa Karena etnis tionghoa itu banyak yang kaya ya ? ah, tidak juga… yang jualan empek-empek juga banyak … si sipit tuh yang jualan ada banyak. si Apek” (Tionghoa) yang juga jalan kaki dari kampung ke kampung hingga akhirnya dikenal dengan sebutan pempek… Sedaaap 🙂 . Artinya.. orang bisa kaya karena dia tekun berusaha, siapapun dia tak terkecuali WNI (etnis tionghoa).

Atau mungkin karena mereka banyak yang pintar-pintar ya ?
ada banyak peristiwa juga sih, yang membuktikan itu semua….di Olimpiade pendidikan ketika hasil akhir diumumkan siapa yang juara…. nama sih boleh boleh aja Soedyatmiko (etnis tionghoa) 17 tahun penyumbang mendali emas Fisika wakil dari Indonesia. Olimpiade tingkat internasional di Zagreb, Kroasia, Juli 2010.. (Itu sih contoh aja…) Tokoh Soedyatmiko itu kini bertugas melatih siapapun anak-anak Papua yang akan di didik untuk ikut Olimpiade Matematika. Kata Soedyatmiko “Dengan mengajar, kami mendapat banyak pengalaman, kalau nggak ngajar nanti mudah lupa pelajarannya”
Nahh… Akhirnya tak sedikit kan yang berhasil membawa merah putih ke kancah Internasional, di bidang olahraga……(duhhh lebih banyak, anak Babah juga yang banyak maju mewakili Indonesia).
Alergi sih boleh-boleh aja, tapi setidaknya elergi itu bisa disembuhkan dengan menjadikannya sebagai motivasi positif dalam persaingan yang positif pula.

Jika kita tengok sejarah, sebenarnya sulit bahkan nyaris tidak bisa kita melepas budaya China di Indonesia, bahkan jauh sebelum kedatangan Belanda. Faktanya… begitu banyak bangunan masjid- masjid di Indonesia yang menyerap budaya China. Masjid Muara Ogan, Masjid Sungai Lumpur, bahkan Masjid Agung Palembang yang bentuk atap empat ujung atas menara masjid ke atas yang menyerupai bentuk atap bangunan China (di kawasan 19 Ilir Palembang).

Hasil gambar untuk Gambar masjid chengho palembang
gambar masjid cheng ho Palembang

Masjid yang ada di Jakabaring Palembang, bernama “Masjid Al Islam Muhammad Cheng-Ho”. Masjid ini memang bukan dibangun masa Cheng-Ho berkunjung ke Indonesia, tapi dibangun oleh (PITI) atas prakarsa pembina iman tauhid islam yaitu persatuan Tionghoa Indonesia.

Di Semarang ada pula bangunan masjid yang dibangun oleh Laksamana Cheng-Ho (Abad ke-14)

Hasil gambar untuk foto chengho
Laksamana Cheng-Ho
Hasil gambar untuk foto chengho dan masjid cheng ho di jateng semarang
Masjid Cheng-Ho di Jawa Tengah

Ternyata sejarah punya cerita ya, walaupun faktanya China masuk ke Nusantara dan berasimilasi. Tapi … mungkin karena etnis Tionghoa ini tidak mempunyai keterikatan wilayah yang melekat pada mereka, misalnya etnis Sunda yang indentik dengan wilayah Jawa Barat. ( dan si sipit, wilayahnya dimana ya…hehehe). Berasimilasi dari masa ke masa sejak Proto Melayu dan Deutro Melayu sampai ke Nusantara (Asal Mula Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan, daratan China Selatan), meskipun hanya teori tapi teori Proto Melayu dan Deutro Melayu adalah teori yang paling mendekati dengan fakta yang ada di Nusantara, tapi …. jika masih ada elergi didalam hati, maka masih ada satu teori lagi yang kita miliki di Nusantara yaitu “Pithecantropus Erectus” Meskipun teori evolusi telah tumbang namun fakta bahwa Pithecantropus Erectus adalah fosil manusia purba yang memang ditemukan di Indonesia (1890) di desa Trinil Lembah Sungai Bengawan Solo Jawa Timur.

Jadi, mau pilih teori yang mana ? yukk kita seruput kopi dulu 🙂 dan memulai untuk menjadikan motivasi disetiap keberhasilan yang ada dan menjadikannya sebagai persaingan positif pada hal-hal yang akan kita capai. Salam “HISTORIA VITAE MAGISTRA”

Lanjut ngobrol jangan lupa ngopi ( Ngobrol Pintar 😉

(By : Heny Herawati) Guru Ips