Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran di Masa Pandemi

Oleh: Yusmaidar

Menurut Al Quran Surat An Nahl ayat 90 yang artinya ” Sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”

Tahun 2020 menjadi tahun revolusi pembelajaran bagi seluruh elemen dunia pendidikan di dunia, termasuk MTS Negeri 1 Bandar Lampung. Pembelajaran tidak lagi dilakukan secara tatap muka, semua beralih ke pembelajaran berbasis internet (daring) akibat pandemi COVID-19. Tentunya, terdapat banyak sekali aspek yang perlu diubah dan seluruh elemen sekolah perlu banyak beradaptasi. Salah satunya adalah aspek komunikasi selama pembelajaran daring. Sebagai pendidik profesional, berikut adalah upaya yang telah dilakukan oleh seluruh tim guru MTs N 1 Bandar Lampung dalam menerapkan komunikasi efektif selama pembelajaran daring.

Kepala MTs Negeri 1 Bandar Lampung, H.Lukman Hakim, S.Pd., M. M, selalu menekankan agar komunikasi yang baik dan efektif selalu diutamakan antara guru, siswa, dan wali murid. Selain itu, komunikasi dengan orang tua juga digiatkan dengan adanya grup komunikasi daring antar wali murid. Hal ini dilakukan guna melibatkan wali murid secara aktif dalam menerapkan komunikasi efektif selama pembelajaran di era pandemi.

Komunikasi efektif adalah upaya untuk memaksimalkan interaksi yang kini terbatas antara guru dan siswa selama pandemi. Jika dulu kita bisa saling bertatap muka, memberikan sentuhan motivasi dan semangat belajar secara langsung, saat ini tidak bisa dilakukan. Penyampaian motivasi dan semangat tentu tidak boleh hilang meski terhalang jarak fisik, sehingga perlu tetap dilakukan dengan cara berbeda.

Kunci komunikasi efektif yang pertama adalah menciptakan suasana yang nyaman dan interaktif secara daring. Perlu dicari tahu media komunikasi apa yang paling nyaman bagi siswa dan guru selama proses pembelajaran daring dilakukan. Grup-grup komunikasi (chat group) penting dibentuk agar komunikasi bisa berjalan efektif dan efisien. Setelah ditentukan medianya, komunikasi yang dilakukan di dalamnya harus interaktif, dalam arti diciptakan suasana komunikasi dua arah yang hidup, menyenangkan, dan saling memotivasi. Guru dapat bertindak sebagai fasilitator dengan memposting pertanyaan di group dan meminta siswa untuk memberikan jawaban atau sanggahan.

Selanjutnya, dalam hal memotivasi dan membangun semangat belajar siswa, guru perlu menghadirkan suasana yang terbuka dan positif bagi siswa. Percakapan yang dilakukan sebaiknya tidak hanya mengenai pemberian tugas dan evaluasi. Namun, perlu digali juga masalah yang sedang dihadapi siswa, memberikan apresiasi atas proses belajar yang telah dilakukan, serta juga apresiasi terhadap capaian siswa. Memberikan apresiasi pada hal baik yang dilakukan siswa sangat penting karena bisa mendorong mereka untuk memiliki perilaku positif serta menumbuhkan rasa percaya diri mereka dalam belajar. Jangan sampai guru sebagai pendidik enggan atau malah sampai pelit dalam memuji atau mengapresiasi siswanya.

Heru Juabdin Sada, Dosen PAI FTK IAIN Raden Intan Lampung mengatakan dalam Jurnal Pendidikan Islam tahun 2015, “Tugas utama pendidik Menurut Al-ghazali yaitu menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertanggungjawab kepada Allah. Agar berhasil dalam melaksanakan kewajiban, maka pendidik mestilah memiliki kompetensi, sifat dan karakteristiknya mencerminkan pendidik yang profesional dan menjadi teladan, yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya mengikut petunjuk dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.”

Komunikasi adalah kunci dalam menciptakan suasana belajar yang terbuka, memotivasi, dan menyenangkan bagi siswa agar mereka dapat tetap memaksimalkan kemampuan belajar selama harus belajar dari rumah. Semoga apa yang telah diupayakan selama ini oleh guru MTs N 1 Bandar Lampung dapat terus membangun motivasi dan rasa percaya diri siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
“Apa yang disampaikan lisan seseorang itu karena ada di hatinya. Ibarat teko, jika isinya putih bening, maka akan keluar bening. Jika isinya hitam, maka akan keluar hitam.

Ustadz Abdul Somad