MENYELAMI HIKMAH RAMADHAN

OLEH : SEPTI ANDRIATI, S. Ag.

Salah satu yang membuat kita bermotivasi untuk beramal adalah ketika kita mengetahui dan meyakini sepenuhnya manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut. Begitu pula dengan ibadah kita di bulan Ramadhan agar tetep semangat hingga akhir Ramadhan perlu rasanya kita meyakini dan memamahami beragam hikmah di bulan yang mulia ini khususnya hikmah puasa Ramadhan. Sungguh diluar sana masih banyak yang mengisi Ramadhan tanpa semangat hanya ikut-ikutan penuh keterpaksaan, salah satunya karna gagal dalam manyelami hikmah Ramadhan dan kewajiban puasa di dalamnya.

Beberapa hikmah dari banyak hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan, dan semoga ini bisa menjadi penyemangat kita agar amaliyah Ramadhan kita stabil dan bahkan terus meningkat. Diantara hikmah Ramadhan adalah sebagai berikut:

Hikmah pertama : Ramadhan sebagai training keikhlasan

Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW. Menjelaskan betapa ibadah puasa benar – benar jalur langsung antara seorang denganTuhannya. Puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karna langsung dinilai oleh Allah sang maha mulia. Beliau meriwayatkan firman Alllah SWT dalam sebuah Hadits Qudsi :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِs

Setiap amal manusia adalah untuk nya kecuali puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk – Ku, dan Aku yang akan membalasnya“. (HR. Ahmad dan Muslim)

Ibadah puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu beramal hanya karna Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya. Betapa tidak? Hampir semua ibadah dapat dilihat dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang yang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui jika salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan puasa yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain, meskipun seharian dia beraktivitas bersama kita artinya, dalam puasa kita dilatih secara paksa untuk ikhlas menjalan itu semua karna Allah SWT. Sekiranya bukan karna ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabuhi keluarga atau teman. Dia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi siang hari mungkin saja menyantap lahap makanan di warung langgananya. Bagi para ibu yang di rumah saat siang hari panas sendirian di rumah mungkin saja es sirup di kulkas begitu menggoda, namun tak ada yang menyentuhnya sekali pun tak ada seorangpun di rumah. Kita semu bisa saja beracting puasa dengan mudah, tapi lihatlah, tidak pernah terbesit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan penuh merasa diawasi dan beramal hanya karna Allah SWT. Lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana meninggalkan kemaksiatan dengan ikhlas. Subhanallah.

Hikmah kedua : Ramadhan untuk training keistiqomahan

Momentum ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan dari pagi hingga malam hari mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seseorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutya. Kita benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadhan. Bangun di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang bercahayakan tarawih dan tadarus. Semua kita lakukan dalam tempo sebulan penuh terus-menerus. Sebuah kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa kita bisa menjalaninnya. Bahkan Rasulullah SAW memberikan panduan agar melipat gandakan semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut.

Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus-menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain.

Hikmah ketiga : Ramadhan sebagai training ihsan

Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah.Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan memporak porandakan pahala puasa kita. Rasululllah SAW telah mengingatkan :

Artinya : berapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang  “(HR .Ibnu Majah)

Ini artinya hari-hari puasa kita harus lebih penuh kehati-hatian menjaga lisan, pandangan, dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan menjaga emosi, amarah, dan berusaha lapang dada atas kekurangan, dan kesalahan yang ditemui dalam aktivitas keseharian sungguh berat, tapi 30 hari latihan seharusnya akan membuat kita melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya. Bahkan semestinya prilaku ihsan ini menjadi branding kaum muslimin dalam setiap amalannya. Akhirnya,, sungguh banya khikmah lain yang terserak sedemikian rupa dalam titian  30 hari yang mulia ini Tidak ada pilihan lain kecuali mengais hikmah-hikmah tersebut dari hari kehari Ramadhan kita untuk menjadi simpanan dalam menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari keinginan tulus dalam hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya, bahkan hingga saat hilal Syawal menjelang agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan. Rasulullah  SAW bersabda :

“Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan, ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. “(HR.Bukhari)

Wallahua’lam Bisshawab.