Diseminasi Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi Membuka Wawasan Edukasi

Pada tanggal 22, Bandar Lampung menjadi saksi pelaksanaan kegiatan diseminasi pembelajaran berbasis literasi dan numerasi yang diadakan di ruang guru. Acara tersebut dihadiri oleh Ibu Yeni Diahastaty, pengawas pembina, bersama dengan seluruh dewan guru yang turut meramaikan acara.

Kegiatan ini dipandu oleh Ibu Anita Matlian, yang membuka acara dengan penuh semangat. Suasana religius pun turut dihadirkan melalui pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ahmad Mustafid, memberikan nuansa spiritual pada kesempatan yang berharga ini.

Ibu Siti Romlah, plt madrasah, memberikan sambutan sebagai pembuka acara, menyampaikan pentingnya literasi dan numerasi dalam pengembangan pendidikan. Setelahnya, Ibu Yeni Diahastaty memberikan sambutan sebagai pengawas pembina, memberikan arahan dan dorongan kepada para guru untuk terus meningkatkan kompetensi dalam mengimplementasikan literasi dan numerasi di lingkungan belajar.

Tidak hanya itu, acara ini semakin berwarna dengan kehadiran narasumber yang sangat berkompeten. Bapak Winarno, FasProv dan Instruktur Bimbingan Tindak Lanjut Hasil AKMI 2023, memberikan wawasan yang sangat berharga terkait evaluasi hasil AKMI tahun sebelumnya. Sementara itu, Ibu Laskmi Holifah, juga dari FasProv, turut memberikan pandangan dan pengalaman terkait literasi dan numerasi.

Salah satu sorotan penting dalam acara ini adalah informasi terkait indeks literasi Indonesia tahun 2022 yang mengalami penurunan skor, namun dengan peringkat yang berhasil naik. Pihak Kemdikbud ANBK dan Kemenag turut berperan aktif dalam mengadakan AKMI sebagai langkah strategis untuk meningkatkan literasi dan numerasi di tingkat nasional.

Bapak Winarno juga menekankan bahwa proses pembelajaran di kelas memiliki dampak signifikan terhadap hasil AKMI. Oleh karena itu, penguatan literasi dan numerasi perlu menjadi fokus utama dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran.

Usai pemaparan materi yang disampaikan oleh Winarno, suasana ruangan pun berubah menjadi penuh antusiasme. Winarno memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan, membagikan pandangan, atau mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah dibahas. Untuk menjadikan proses ini lebih dinamis dan adil, Winarno memutuskan untuk memilih peserta yang akan memberikan tanggapan secara acak.

Dengan menggunakan aplikasi “Wheel of Names,” sebuah aplikasi penentu secara acak, nama-nama peserta yang terpilih untuk memberikan tanggapan diumumkan. Keberhasilan peserta dipilih berdasarkan keberuntungan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan dan kekaguman di antara peserta yang hadir.

Peserta yang beruntung untuk memberikan tanggapan adalah Sri Hus, Daris, Agus, Efril, Riska, Septi, Siti Zahra, Munawarah, Faida, dan Fitriantina. Mereka secara bergantian menyampaikan pendapat, pertanyaan, atau tanggapan mereka terhadap materi yang telah dipresentasikan. Proses ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk berkontribusi, tetapi juga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih inklusif dan berpartisipasi.

Untuk memberikan kesempatan secara adil kepada setiap peserta, Laskmi Holifah memutuskan untuk melakukan pemilihan secara acak menggunakan aplikasi “Wheel of Names”. Dengan antusias, peserta menunggu hasil pemilihan, dan dengan cepat nama-nama peserta yang beruntung untuk memberikan tanggapan diumumkan.

Peserta yang terpilih secara acak melalui aplikasi “Wheel of Names” adalah Lela Qomari, Apriyani, Heni Herawati, Siti Romlah, dan Dahlia. Mereka masing-masing diberikan kesempatan untuk berbicara, memberikan tanggapan, atau mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan. Proses pemilihan secara acak ini tidak hanya menciptakan kesempatan yang setara untuk setiap peserta tetapi juga memberikan nuansa keceriaan dan kejutan dalam suasana pembelajaran.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pelatihan, seluruh peserta diminta untuk mengisi pretest sebagai penilaian awal sebelum materi pelatihan disampaikan. Pretest tersebut dirancang untuk mengukur pemahaman awal peserta terhadap topik pelatihan yang akan dipresentasikan.

Setelah selesai mengikuti seluruh sesi pelatihan, peserta kembali diuji dengan posttest untuk menilai sejauh mana pemahaman mereka telah meningkat setelah menerima materi dan informasi dari pelatihan. Posttest ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi pelatihan.

Setelah mengikuti kedua ujian tersebut, peserta yang berhasil mencapai skor minimal 80 pada posttest diberikan sertifikat sebagai pengakuan atas partisipasi dan pencapaian mereka dalam pelatihan tersebut. Sertifikat ini dapat diakses secara digital, memudahkan peserta untuk menyimpan dan membagikannya sebagai bukti kompetensi yang telah diperoleh selama pelatihan. Proses pemberian sertifikat ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dan motivasi kepada peserta serta menjadikan pelatihan sebagai pengalaman pembelajaran yang bermanfaat dan bernilai.

Semua peserta yang hadir berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Bandar Lampung dan memberikan dampak positif pada hasil AKMI di masa mendatang.